teks berjalan

Welcome To On The Way Blog

Minggu, 27 November 2011

Skenario Drama 2

Makalah Kepompong
Sehabis istirahat, Iqbal memasuki ruang kelas yang telah dipenuhi siswa. Mereka ingin membahas tentang rencana liburan akhir semester.
Iqbal         : “(memasuki ruang kelas). Hei,i temen-temen, bentar lagi kan mau libur panjang nih. Gimana  kalo kita liburan bareng? Ada usul gag kita mau ke mana?
Kelas        : (semua usul)
Iqbal         : (menuliskan pilihan dan melakukan voting untuk mencari keputusan  )

Bel pulang sekolah.
Dian          : “Gadis, tugas kelompok kita gimana nih?”
Gadis        : “Aduh, gimana ya? Dikumpulin kapan sih?”
Dian          : “Tau’ tuh. Dikumpulin kapan sih, Dhio?”
Dhio         : “Nggak tau ya, nggak dengerin tadi.”
Gadis        : “Trus siapa yang mau ngerjain?”
Dian          : “(melihat ke arah Agung, Bambang, dan Intan untuk memberi isyarat)”
Gadis        : “Oh, yaya.. Eh, kalian! Jangan pulang dulu, sini. Kita ngerjain tugas dari Bu Wulan dulu.”

Agung, Bambang, dan Intan berjalan menuju Gadis, Dhio, dan Dian.
Gadis        : “Eh, yang dikerjain yang mana aja sih?”
Agung      : “Ini halaman 60-67”
Dian, Dhio, Gadis tidak berperan aktif dalam pembuatan tugas kelompok.

Agung, Bambang, Gadis, Dhio, Dian, dan Intan mengerjakan tugas hingga selesai.
Bambang : “Nih, tugasnya udah selesai”
Dian          : “Oke, kita kumpulin deh. Kalian duluan aja.”

Gadis, Dhio,dan Dian mengumpulkan tugas kelompok ke ruang guru dan kembali ke kelas. Mereka melihat pengumuman lomba karya ilmiah di madding.
Dian       : “Eh, liat tuh ada lomba karya ilmiah”
Gadis     : “Oke tuh, lumayan kalo menang, 10 juta lho.”
Dian       : “Gimana kalo kita ikut? Menurut kamu gimana, Dhio?”
Dhio       : “Boleh juga. Aku sih terserah kalian aja.”
Gadis     : “Sip. Nanti kita bahas lagi deh di kelas.”

Gadis, Dhio,dan Dian membuat karya ilmiah tersebut. Setelah selesai hasilnya diberikan kepada guru pembimbing. Tapi kali ini ditolak dan harus direvisi. Mereka memperbaikinya lagi dan memberikannya lagi kepada guru pembimbing. Hal ini terjadi beberapa kali karena lagi-lagi mereka harus merevisi.
Gadis     : “(masuk ke ruang guru)”
Dhio dan Dian menunggu di luar.
Dian       : “Lama banget sih, Gadis. Ngomongin apa coba di dalem?”
Dhio       : “Tau’ tuh. Udah sabar aja. Kita tungguin di sini dulu.”
Gadis     : “(Keluar dengan wajah agak kesal)”
Dhio       : “Gimana, Dis? Diterima nggak?”
Gadis     : “NGGAK!! Kita suruh revisi lagi!”
Dhio       : “(membolak-balik halaman yang direvisi)”
Dian       : “Apa?? Kita udah 3 kali revisi. Sumpah aku udah capek ngerjain ini. Udah, buang aja ini. (membiarkan jatuh di lantai)”
Gadis, Dhio,dan Dian meninggalkan ruang guru.

Beberapa saat kemudian, Intan berjalan menuju ruang guru.
Intan      : “Lhoh, apa ini? Ini kan makalahnya Gadis. Coba nanti aku kasih tau si Bambang. (pergii membawa makalah tersebut)
Intan bertemu dengan Agung dan Bambang yang sedang berjalan menuju tempat parkir.
Intan      : “Hei, Bambang. Agung.”
Bambang: “Kenapa, Tan?”
Intan      : “(menyerahkan makalah) Ini, aku nemuin makalah si Gadis di deket ruang guru. Kayaknya emang sengaja dibuang deh.
Bambang: “Oke, aku bawa dulu ya ini. Makasih, Tan”
Agung    : “Kita duluan ya, Tan…”
Intan      : “Iya, ati-ati ya.”

Bambang, Agung, dan Intan mengerjakan makalah itu hingga selesai tanpa sepengetahuan Dhio, Gadis, dan Dian. Setelah selesai, mereka menemui Pak Ndaru untuk menyerahkan makalah.
Agung    : “(masuk ruang guru) Permisi, Pak. Kami mau menyerahkan makalah untuk lomba.”
Pak Ndaru:” (membolak-balik halaman) Ya, saya kira ini sudah baik. Nanti saya bantu untuk mengirimkan makalah ini ke panitia.”
Agung    : “Terima kasih, Pak”
Bambang: “Terima kasih, Pak. Permisi.”

3minggu kemudian. Andre menghampiri Dhio, Gadis, dan Dian yang sedang duduk di koridor kelas.
Andre    : “(menyerahkan surat kepada Gadis) Nih, ada titipan dari Pak Ndaru tadi.”
Gadis     : “Apa nih?”
Andre    : “Nggak tau”
Gadis     : “Oke deh, thanks ya, Ndre..”
Andre    : “Oke. (pergi meninggalkan mereka bertiga)
Dhio       : “Apa sih, Dis?”
Gadis     :”Mari kita buka. (Membacakan isi surat)”
Dian       : “Nggak mungkin. Makalah kita kan udah kita buang.”
Dhio       : “Iya, pasti salah nih.”
Gadis     : “Bener. Ada yang nggak beres nih.”
Dhio       : “Alah, ngapain dipikirin? Daripada pusing, mending kita main aja yuk.”
Dian       : “Ayo...
Beberapa hari kemudian, Gadis mulai penasaran lagi dengan siapa yang membantu mengerjakan Makalah itu bahkan mau menggunakan nama mereka. Saat istirahat Gadis dan teman-temannya ngobrol dikantin.
Gadis     : “Eh, btw kalian nggak penasaran siapa yang bikinin makalah kita dan yang bikin kita menang?”
Dhio       : “Udahlah, dis. Buat apa dipikirin yang pentingkan hadiahnya. Yakan...yakan...
Dian       : “Betul tuh kata Dhio. Lagian kejadian itu udah berminggu-minggu yang lalu. Napa kamu mikirin sekarang ? Telat tau..”
Gadis     : “Justru itu, betapa baiknya orang itu sama kita. Aku pengen tau siapa orangnya dan kalo ketemu aku bakal berterimakasih banget ama mereka.”
Dhio       : “Tanya aja pak Ndaru kalo pengen ngerti.”
Gadis     : “ Betul juga ya, yaudah aku capcus dulu ya kekantor guru.”
Dian       : “Nggak usah di temenin?”
Gadis     : “Nggak usahlah emang aku anak TK?!”(melangkah meninggalkan Dhio dan Dian)

Gadis akhirnya tahu siapa yang mengerjakan makalah untuk mereka. Ketika Istirahat yang kedua suatu hari Gadis dan Dian masuk kelas tapi, Dian kehilangan kunci motornya ia pergi untuk mencarinya. Gadis masuk kelas sendiri dan melihat Bambang duduk sendiri dan sibuk mengerjakan sesuatu. Gadis mendekatinya dan duduk di sebelah Bambang.
Gadis     : “Kamu sendirian aja?”
Bambang: “Iya..”
Gadis     : “Ngerjain apa sih kayaknya serius banget?”
Bambang: “Nih.” (sambil memperlihatkan bukunya)
Gadis     : “Oh, aku boleh tanya sesuatu nggak ?”
Bambang: “ Boleh, apa?”
Gadis     : “Kan, selama ini aku ama temen-temen aku udah jahat ama kamu. Kenapa kamu ama temen-temen kamu masih baik aja sama aku. Bahkan kamu mau ngerjain makalah kita atas nama kita dan kamu nggak minta imbalan?”

Bambang: (dengan malu dan suara yang lirih) “Karena aku sayang kamu...” (bergegas pergi)
Gadis     : “Eh, tunggu kamu ngomong apa aku nggak denger sama sekali sumpah...Hey...”

Setelah Gadis tahu Dia memberi tahu temannya. Awalnya teman Gadis tetap tidak mau menerima tapi setelah beberapa bulan kemudian mereka akhirnya menjadi sahabat. Inilah isi makalah kepompong. Kisah persahabatan anak SMA yang membawa kenangan manis dalam kehidupa. Pernyataan cinta Bambang terhadap Gadis tersisipkan di akhir makalah.     

The End.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar